Pink Adalah Warna Laki-laki? Iya, Dulu Banget!

Dulu pink adalah warna laki-laki! Artikel ini membongkar sejarah mengejutkan di balik warna pink—dari simbol maskulinitas di abad ke-18 hingga pergeseran maknanya jadi feminin di abad ke-20. Temukan fakta uniknya di sini!

HISTORYCOLOURFUN FACT

5/11/20251 min baca

Saat ini, warna pink sering diasosiasikan dengan perempuan—dari pakaian bayi perempuan hingga produk kecantikan. Tapi tahukah kamu kalau dulu, pink justru dianggap sebagai warna maskulin yang identik dengan keberanian dan kekuatan pria?

Mari kita mundur ke abad ke-18. Di masa itu, pink dianggap sebagai turunan dari merah, warna yang erat kaitannya dengan perang dan kekuasaan. Pink mewakili semangat dan dominasi, namun dalam versi yang lebih lembut dan anggun—cocok untuk para bangsawan muda laki-laki. Lukisan-lukisan kuno menunjukkan anak laki-laki dari keluarga kerajaan Inggris atau Prancis memakai pakaian pink, lengkap dengan renda dan pita. Dan itu bukan soal "gaya perempuan"—melainkan simbol status dan kejantanan.

Sampai awal abad ke-20, bahkan banyak majalah anak menyarankan orang tua agar memakaikan warna pink untuk anak laki-laki, dan biru untuk anak perempuan. Kenapa biru? Karena biru sering dikaitkan dengan kelembutan dan sosok Perawan Maria dalam tradisi religius, menjadikannya “lembut” dan cocok untuk perempuan.

Tapi semua berubah seiring waktu. Setelah Perang Dunia II, dunia mulai mengenal era pemasaran massal. Perusahaan-perusahaan mulai menciptakan sistem warna berdasarkan jenis kelamin demi memudahkan penjualan. Pink perlahan “dilabeli” sebagai warna feminin, diperkuat oleh tren fashion, iklan produk rumah tangga, dan tentu saja—mainan anak-anak.

Simbolisasi pink sebagai warna perempuan mencapai puncaknya saat Mamie Eisenhower, Ibu Negara AS, mengenakan gaun pink saat pelantikan suaminya tahun 1953. Sejak itu, pink seolah “resmi” menjadi warna cewek. Lalu muncullah Barbie. Dan tren ini makin kuat.

Namun sejarah selalu berputar. Kini, pink kembali muncul dalam koleksi busana pria—dipakai oleh selebriti seperti Harry Styles, Lewis Hamilton, hingga tokoh mode dunia. Mereka menunjukkan bahwa pink bukan lagi simbol feminin, tapi warna penuh gaya dan keberanian.

Apa artinya semua ini? Warna tidak punya jenis kelamin. Pink bukan milik siapa pun. Ia hanyalah ekspresi. Dan ketika kamu memilih warna berdasarkan keberanian untuk menjadi dirimu sendiri, kamu sedang menciptakan definisi baru atas maskulinitas dan femininitas.

Jadi, cowok pakai pink? Why not. Karena sejarah pun pernah sepakat: pink itu jantan.