Kamu Mungkin Sering Lihat Topi Ini di Musim Dingin, Tapi Kamu Tahu Namanya?
Beanie, si topi rajut simpel yang sering dikenakan saat musim dingin, ternyata menyimpan sejarah panjang yang menarik. Dulu dipakai oleh para buruh untuk bertahan dari cuaca ekstrem, kini beanie menjelma menjadi ikon fashion kasual dan streetwear favorit anak muda. Dari pelabuhan bersalju hingga panggung mode dunia, beanie telah mengalami evolusi luar biasa yang menjadikannya lebih dari sekadar pelindung kepala—ia adalah simbol gaya, kenyamanan, dan karakter. Temukan kisah lengkapnya dalam artikel ini!
FUN FACTHISTORYHAT
5/13/20252 min baca


Topi rajut yang pas di kepala dan sering kamu lihat saat musim dingin itu bernama beanie. Walau kini identik dengan gaya kasual dan streetwear, beanie menyimpan sejarah panjang yang berawal dari kebutuhan akan perlindungan cuaca ekstrem—bukan sekadar fashion statement.
Beanie pertama kali muncul di awal abad ke-20 sebagai perlengkapan kerja para buruh, tukang kayu, dan nelayan di Amerika Utara dan Eropa. Mereka bekerja di luar ruangan dalam cuaca yang tidak bersahabat—dingin, berangin, bahkan bersalju. Saat itu, belum ada banyak pilihan jaket atau pelindung kepala modern. Beanie hadir sebagai solusi sederhana: topi rajut yang melekat erat di kepala, ringan, dan tidak menghalangi pandangan saat bekerja. Desainnya tidak mencolok, fungsional, dan efisien.
Nama “beanie” sendiri diperkirakan berasal dari kata slang “bean”, yang berarti kepala. Jadi, beanie secara harfiah adalah “topi untuk kepala”. Dalam perkembangannya, beanie tak hanya digunakan pekerja fisik, tetapi juga oleh pelajar dan mahasiswa pada awal 1900-an di Amerika sebagai bagian dari pakaian seragam informal.
Barulah pada tahun 1940–1950-an, seiring dengan berkembangnya industri tekstil dan desain, beanie mulai dibuat dengan lebih banyak variasi bahan, terutama dari wol dan benang rajut. Tapi perannya masih sama—melindungi kepala dari udara dingin.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1990-an, saat budaya grunge dan skate mulai mendominasi gaya berpakaian anak muda. Tokoh-tokoh seperti Kurt Cobain dari Nirvana kerap terlihat memakai beanie lusuh dalam konser maupun sesi foto. Beanie pun berubah wajah dari sekadar pelindung kepala menjadi simbol kebebasan berekspresi, gaya anti-mainstream, dan identitas anak muda urban. Di masa ini, beanie hadir dalam berbagai warna dan gaya—dari yang pas di kepala, hingga model slouchy yang menjuntai longgar di belakang.
Masuk ke era 2000-an hingga kini, beanie semakin diterima sebagai bagian dari fashion arus utama. Brand-brand besar seperti Carhartt, The North Face, hingga desainer high-end seperti Acne Studios merilis koleksi beanie dalam berbagai gaya. Di tengah hiruk pikuk tren mode yang silih berganti, beanie tetap bertahan sebagai item abadi yang lintas zaman—dipakai oleh siapa saja, dari pekerja jalanan hingga selebriti papan atas.
Jadi, meski bentuknya sederhana, beanie menyimpan sejarah panjang tentang fungsi, kelas pekerja, gerakan budaya anak muda, hingga akhirnya masuk ke ranah fashion global. Dari pelabuhan dingin hingga runway mode—beanie telah mengalami perjalanan yang luar biasa.
Catch and Claim
Hubungi kami

